Air adalah kebutuhan pokok bagi mahluk hidup. Dapat dikatakan tidak ada kehidupan tanpa adanya air. Begitu juga manusia membutuhkan air untuk kehidupan , mulai dari kebutuhan konsumsi , rumah tangga, pertanian, peternakan, industri, dll. Khusus untuk daerah urban dan perkotaan AIR BERSIH lebih spesifik yang menjadi kebutuhannya. Kurangnya cakupan distribusi air bersih dari pengelola otoritas mengakibatkan masyarakat di perkotaan banyak menggunakan Air tanah sebagai sumber airnya, dalam hal ini sumur air dangkal dan air dalam. Baik perorangan atau komunal dan atau dikerjasamakan dengan pihak otoritas.
PERMASALAHAN AIR TANAH
Pada kenyataannya kualitas air tanah di setiap daerah berbeda-beda. Air tanah tidak selalu bersih, terutama air tanah di perkotaan dan permukiman. Air tanah di daerah urban sebagian besar terkontaminasi berbagai macam kontaminan, tergantung lingkungan sekitar misal daerah industry, atau asal tanah tersebut , misal dahulunya tanah pertanian. Masalah kualitas air tanah pada dasarnya terbagi menjadi beberapa unsur ;
- Fisika : Berwarna , bau, rasa , keruh .
- Kimia : PH, Unsur Anorganik ( Fe, Mn, Ca dsb ) , Unsur Organik ( Nitrat, Amoniak, dsb), dan lainnya.
- Bakteriologi : Bakteri E- Coli ( Coliform, Coli tinja )
* Mengacu persyaratan air minum No 492/MENKES/PER/IV/2010
FILTRASI SALAH SATU CARA PENGOLAHAN AIR TANAH
Ada berbagai cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas air tanah. Salah satunya adalah proses filtrasi. Filtrasi umum digunakan karena relatif mudah pengoperasiannya, lahan yang terbatas, dapat dilakukan secara kontinyu samapi otomatisasi, serta biaya yang cukup terjangkau. Filtrasi pada dasarnya adalah proses menyaring sedimen, kekeruhan, atau unsur-unsur tersuspensi yang dalam fase tidak larut di air tersebut. Usaha Filtrasi yang dilakukan mulai dari mengunakan kain, berbagai jenis pasir media, filter cartridge dll, dengan berbagai macam metodenya. Pemahaman awam ini tidak sepenuhnya membuat hasil filtrasi yang baik, karena tidak semua kontaminan berada dalam fase tidak larut / suspen. Pada kenyataannya, sebagian besar kontaminan di air tanah ada dalam fase larut (dissolve). Kontaminan ini terlarutkan oleh air di dalam tanah yang mana kondisinya minim akan oksigen. Baru setelah keluar dari tanah , kontak dengan udara , terjadilah proses “ oksidasi “ yang menghasilkan senyawa oksida tidak larut dari unsur-unsur kontaminan tersebut. Sebagai salah satu contoh zat besi terlarut (Fe ) bereaksi dengan O2 di udara menjadi oksida tidak larut besi hidroksida yang secara visual terlihat air berubah menjadi kuning keruh dan selanjutnya menjadi sedimen/endapan kuning. Dan sedimen inilah yang dapat tersaring dalam proses filtrasi.
Jadi ada satu proses yang harus terjadi yaitu OKSIDASI agar proses filtrasi maksimal. Maka dari itu air tanah dari sumur dangkal/dalam harus ditampung terlebih dahulu agar ada kontak dengan udara dengan maksud meningkatkan kadar oksigen di air agar terjadi proses oksidasi. Bahkan sering diusahakan penambahan proses aerasi atau bahkan pembubuhan kaporit sebagai oksidator untuk meningkatkan laju proses okdidasi. Baru setelah itu dilanjutkan melalui filtrasi
SISTEM FILTRASI & MAINTENANCE
Disebut system filtrasi karena filter tidak dapat berdiri sendiri. Tidak ada satupun filter yang mujarab untuk segala permasalahan kualitas air tanah. Bahkan kualitas air tanah di satu rumah akan berbeda masalah dengan tetangganya. Untuk menentukan system filtrasi yang baik , perlu terlebih dahulu pengenalan kualitatif air baku tanah ,sarana dan lahan yang tersedia, debit air, dan sumber daya manusia untuk MAINTENANCE system filter. Termasuk dalam maintenance adalah proses Backwashing, Regenenerasi, inlet Cleaning, reservoir cleaning , termasuk pengecekan penunjang lainnya seperti pompa, radar, dsb. Jadi, maintenance adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari system filtrasi yang baik.
Sebagai contoh, Backwashing diperlukan untuk membersihkan media, lebih tepatnya permukaan media dari sedimen kotoran yang terperangkap di sekitar media. Perlu diketahui media pasir yang benar memiliki zat katalis baik disalutkan ataupun pasir utuh yang merupakan zat katalis yang bekerja mempercepat proses oksidasi , yang mana proses oksidasi belum terjadi seluruhnya dalam penampungan dan dalam waktu retensi tersebut. Sehingga dengan katalisasi ini diharapkan proses oksidasi maksimal dari unsur-unsur kontaminan di air tanah. Tanpa proses backwashing, berjalan waktu proses katalisasi oksidasi menurun, karena kontak dengan permukaan media terhalang oleh kotoran di atas permukaan media. Setelah backwashing proses katalisasi kembali prima.